Minggu, 12 Agustus 2007

Bidah Yusman Roy

Gatra edisi 14 Mei 2005 menurunkan Laporan Khusus tentang praktik salat model Mochammad Yusman Roy, 50 tahun, yang menyertakan terjemahan bahasa Indonesia atau Jawa setelah membaca ayat Alquran. Alasannya, agar para jamaah dapat memahami apa yang mereka baca sehingga timbul kekhusyukan dalam salatnya.
Fenomena ini menarik untuk dicermati. Pertama, Roy adalah seorang “Kiai baru” setelah sebelumnya terjun di gelanggang tinju. Kedua, apa yang Roy lakukan merupakan sesuatu yang baru.
Sebelumnya belum pernah Rasulullah saw praktikkan. Ketiga, beberapa argumen Roy yang nyasar, dan terkesan kurang memahami secara mendalam apa yang ia gunakan sebagai argumen. Keempat, menyangkut status keharusan salat model Rasulullah saw.
Pertama, Roy tumbuh besar di arena ring tinju. Pada akhirnya, ia meninggalkan itu semua dan mulai tertarik mendalami ajaran agama. Disebutkan, ia banyak membaca buku-buku agama Islam. Tidak cukup itu, ia lalu berguru ke seorang Kiai di Jawa Tengah. Tidak tanggung-tanggung, menurutnya, ilmu hikmah sudah ia kuasai.
Terakhir, ia memimpin Pondok Iktikaf Jamaah Ngaji Lelaku. Di sinilah, ia menyertakan terjemahan bahasa Indonesia setiap selesai membaca Alquran. Pengakuan para jamaah, ajaran Roy telah berhasil membuat para jamaah khusyuk dalam salatnya.
Di sinilah problemnya, dari petinju, membaca buku-buku agama “sederhana” lalu berguru ilmu hikmah, akhirnya menjadi “Kiai baru.” Menjadi Kiai baru dan langsung mengajarkan hal yang baru, pada hemat penulis, membuat penulis sangsi akan ke-Kiai-annya. Seorang ahli hikmah seharusnya bijaksana dan arif terhadap agamanya.
Para sahabat dan ulama-ulama salaf masa klasik adalah para ahli hikmah, akan tetapi tidak pernah mereka me-revisi salat yang sudah Rasulullah saw lakukan. Padahal, mereka juga membaca ayat-ayat yang Roy jadikan dalil pembenaran ajarannya. Mereka juga banyak tersebar di berbagai daerah di luar Arab.
Kedua, Roy telah melakukan perbuatan bidah, yaitu membuat praktik-praktik baru dalam masalah ritual agama Islam. Ini tentu saja merupakan tindakan yang terlarang. Kaidah agama mengatakan, bahwa segala praktik-praktik ritual keagamaan dalam Islam itu hakikatnya terlarang, kecuali yang Allah Swt dan Rasul-Nya telah tetapkan.
Hadis Nabi saw mengatakan, “Sebaik-baik petunjuk adalah Kitab Allah dan sunah Rasul. Sedangkan, seburuk-buruk praktik adalah bidah. Yaitu membuat inovasi-inovasi baru dalam masalah ritual. Setiap bidah (model ini) adalah sesat. Tidak ada tempat bagi kesesatan selain neraka.” (HR Muslim)
Ketiga, argumen yang Roy kemukakan jelas-jelas salah alamat. Ia misalnya menyitir ayat ke-43 dalam surat al-Nisâ’, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah engkau mendekati salat dalam keadaan mabuk, sehingga kalian engkau mengerti apa yang engkau katakan.”
Roy mengatakan bahwa ayat ini adalah legalitas bolehnya menyertakan terjemahan ayat Alquran dengan bahasa apa pun. Roy, hemat penulis, tentu saja keliru. Konteks hadis menjelaskan sababunnuzul ayat ini adalah adanya salah seorang sahabat yang salat dalam keadaan mabuk. Dalam salatnya, ia membaca surat al-Kâfirûn tidak kunjung selesai.
Karena tanpa sadar, ia ternyata terus mengulang-ulang ayat-ayat tersebut. Di sini, tidak disebutkan adanya ucapan sahabat dalam bahasa selain Alquran. Ia tetap membaca ayat Alquran, bukan bahasa Arab selain Alquran, hanya ia tidak sadar kalau bacaannya tidak kunjung selesai.
Keempat, salat adalah bentuk ibadah ritual khusus umat Islam. Dalam setiap agama, mereka memiliki tata cara ibadahnya masing-masing dan khas. Dalam Islam, ketentuan baku salat adalah sabda Nabi saw, “Salatlah kalian sebagaimana yang kalian lihat aku mempraktikannya.” (HR al-Bukhari-Muslim). Kalau mau membuat orang paham bacaan salat, hal itu rasionalnya bisa dilakukan di luar salat. Tak ada masalah. Justru, akan bermasalah jika belajar salat dalam salat. Wallâh a‘lam.

Gatra, 4 Juni 2005

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Yusman Roy Muslim Mukmin & Qur’an Teks Indonesia Terjemah.
Saudara sesama penyembah Allah, berhentilah membenci dan menghujat kami, marilah kita tingkatkan saja rasa persaudaraan dan mari kita berlomba mengerjakan amal saleh demi terwujudnya kerukunan antar umat beragama.
Peliharalah karunia Allah, ”Damai Sejahterah Indonesia,,
SEJARAH TANAH AIR INDONESIA TELAH MENCATAT ;
AMAR PUTUSAN PN.MALANG, PT.SURABAYA, MA.JAKARTA. NO.75 K / PID / 27 JAN 2006. BAHWA SHOLAT BAHASA INDONESIA TIDAK MENODAI AGAMA ISLAM.
Dengan demikian sudah BERAKHIR dan TAMATLAH SUDAH segala hujatan yang pernah kami terima dari banyak pihak, berkat do’a kami yang selalu memohon kepada Allah agar saudara seiman yang belum sepaham itu diberi hidayah Allah.
Termasuk juga dengan SEGUDANG DALIL-DALIL LEMAH yang menyertai fatwanya MUI daerah sampai pusat yang pernah ikut memfonis sesat dan menodai agama Islam terhadap hasil i’jtihad kami tentang sholat bahasa Indonesia itu selesai ceritanya dan nggak ada lagi hal yang perlu diperdebatkan.
Pesan Yusman Roy,
berhentilah membenci dan menghujat kami, biarkanlah kami melakukan apa yang menjadi keyakinan kami hal yang sehubungan dengan cara sholat kami yang menggunakan bahasa bangsa kami Indonesia berkat adanya Qur'an teks Indonesia terjemah yang dapat dengan mudah kami pahami isi maksud dan tujuan Qur'an teks indonesia terjemah yang sudah diterbitkan oleh para ahlinya dan juga disahkan oleh departemen agama repubik Indonesia.
Marilah kita tingkatkan saja rasa persaudaraan dan juga mari kita berlomba mengerjakan amal saleh demi menciptakan rasa damai sejahterah Indonesia.

Firman-Nya ;

16:125. Serulah (manusia) kepada jalan Allah-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Allah-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

53:30. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
14:4. … Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki…
49:10. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Salam..,